BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Allah telah
menganugerahkan kepada manusia dengan berbagai keistimewaan dan kelebihan serta
memberinya kekuatan berpikir cemerlang yang dapat menembus segala medan untuk
menunudukkan unsur-unsur kekuatan alam dan menjadikannya sebagai pelayan bagi
kepentingan kemanusiaan.
Allah tidak
akan menelantarkan manusia tanpa memberikan kepadanya sebersit wahyu, dari
waktu ke waktu, yang membimbingnya ke jalan petunjuk sehingga mereka dapat
menempuh liku-liku hidup dan kehidupan ini atas dasar keterangan dan
pengetahuan. Namun watak manusia yang sombong dan angkuh terkadang menolak
untuk tunduk kepada manusia lain yang serupa dengannya selama manusia lain itu
tidak membawa kepadanya sesuatu yang tidak disanggupinya hingga ia mengakui,
tunduk, dan percaya akan kemampuan manusia lain itu yang tinggi dan berada di
atas kemampuannya sendiri. Oleh karena itu, rasul-rasul Allah di samping diberi
wahyu, juga mereka dibekali kekuatan dengan hal-hal luar biasa yang dapat
menegakkan hujjah atas manusia sehingga mereka mengakui kelemahannya di
hadapan hal-hal luar biasa tersebut serta tunduk dan taat kepadanya.[1]
Bila dukungan
Allah kepada Rasul-rasul terdahulu berbentuk ayat-ayat kauniyah yang
memukau mata, dan tidak ada jalan bagi akal untuk menentangnya, seperti
mukjizat tangan dan tongkat bagi Nabi Musa, dan penyembuhan orang buta dan
orang sakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati dengan izin Allah
bagi Nabi Isa, maka mukjizat Nabi Muhammad, pada masa kejayaan ilmu pengetahuan
ini, berbentuk mukjizat ‘aqliyah, mukjizat bersifat rasional, yang berdialog
dengan akal manusia dan menantangnya untuk selamanya. Mukjizat tersebut adalah
Qur’an dengan segala ilmu dan pengetahuan yang dikandungnya serta segala
beritanya tentang masa lalu dan masa akan datang. Akal manusia, betapapun
majunya, tidak akan sanggup menandingi Qur’an karena Qur’an adalah ayat
kauniyah yang tiada bandingannya. Kelemahan akal yang bersifat kekurangan
substantif ini merupakan pengakuan akal itu sendiri bahwa Qur’an adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan sangat diperlukan untuk dijadikan
pedoman dan pembimbing.[2]
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah antara lain :
1.
Apa pengertian I’jazul Qur’an ?
2.
Apa bukti historis kegagalan menandingi Al-Qur’an ?
3.
Apa macam-macam mukjizat Al-Qur’an ?
4.
Bagaimana kadar kemukjizatan Al-Qur’an ?
5.
Apa segi-segi atau aspek-aspek kemukjiazatan Al-Qur’an ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian I’jazul Qur’an
Kata mu’jizat
sudah menjadi bagian dari khazanah bahasa Indonesia. Sedang dalam bahasa Arab
sendiri digunakan istilah I’jaz Al-Qur’an atau mu’jizatAl-Qur’an.[3] Kata
i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu. Al-‘ajzu yang
secara harfiyah antara lain berarti lemah, tidak mampu, tidak berdaya. “I’jaz
adalah menetapkan kelamahan (itsbatul ‘ajzi) lawan kata dari al-qudrah
yang berarti sanggup, mampu, atau kuasa.[4] Kelemahan
menurut pengertian umum ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu.[5]
“I’jaz (mu’jizat) menurut bahasa adalah menisbatkan lemah pada orang lain
(itsbatul ‘ajzi ila al-ghairi)”. Pelakunya (yang melemahkan dinamai
mu’jiz. Bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol, sehingga mampu
membungkam lawan, ia dinamai mu’jizat. Istilah mu’jiz atau mu’jizat
lazim diartikan dengan al-‘ajib, maksudnya adalah sesuatu yang ajaib
(menakjubkan atau mengherankan) karena orang lain tidak ada yang sanggup
menandingi atau menyamai sesuatu itu. Juga sering diartikan dengan dengan ‘amrun
khoriqun lil’adah, yakni sesuatu yang menyalahi tradisi.[6]
Adapun Manna’
Al-Qaththan mendifinisikan dengan dengan hal serupa “amrun khariqun lil’adah
maqrunun bit tahaddiy salimun ‘anil mu’arradlah”, yang artinya sesuatu
kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak
dapat ditandingi.[7]
Sedangkan
kalimat I’jazul Qur’an merupakan bentuk idhafah, menurut Imam Zarqani “I’jazul
Qur’an” secara bahasa berarti ditetapkannya Al-Qur’an itu melemahkan bagi
yang akan menandinginya. Adapun pengertian mu’jizat menurut para teologi (mutakallimin)
adalah munculnya sesuatu hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di
dunia (Khariqul ‘Adah) untuk menunjukkan kebenaran kenabian
(Nubuwwah) para Nabi. Al-Qaththan mendifiniskan I’jazul Qur’an dengan
:
إِظْهَارُ
صِدْقِ النَّبِيِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى دَعْوَى الرِّسَالَةِ
بِاظهَارِ عَجْزِ الْعَرَبِ عَنْ مُعَجِزَتِهِ اْلخَالِدَةِ وَهِيَ اْلقُرْانُ
وَعَجْرِ اْلأَجْيَالِ بَعْدَهُمْ
“Memperlihatkan kebenaran Nabi SAW. atas pengakuan kerasulannya,
dengan cara membuktikan kelemahan orang Arab dan generasi sesudahnya untuk
menandingi kemukjizatan Al-Qur'an”.
I’jazul Qur’an
adalah kekuatan, keunggulan, keistimewaan yang dimiliki Al-Qur’an yang
menetapkan kelemahan manusia, baik secara terpisah maupun berkelompok-kelompok,
untuk bisa mendatangkan minimal yang menyamainya.[8]
Yang dimakud dengan I’jazul Qur’an dalam pembicaraan ini ialah
menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan
menampakkan kelamahan orang Arab dengan mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an,
dan kelemahan-kelamahan generasi sesudah mereka.[9]
B.
Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur’an
Sebuah mu’jizat
dikatakan melemahkan karena manusia merasa lemah untuk mendatangkan semisalnya,
sebab mu’jizat bertentangan dengan adat, keluar dari batas-batas kebiasaan yang
diketahui. Dan yang dimaksud dengan kemu’jizatan Al-Qur’an bukan berarti
melemahkan manusia dengan pengertian melemahkan sebenarnya, maksudnya memberi
pengertian kepada mereka atas kelemahannya untuk mendatangkan Al-Qur’an dan lebih
dari itu untuk membuktikan bahwa Muhammad itu betul-betul seorang Rasul.[10]
Rasulullah
telah meminta orang Arab menandingi Qur’an dalam empat tahapan, antara lain :
1.
Menantang mereka dengan seluruh Qur’an dalam uslub umum yang
meliputi orang Arab sendiri dan orang lain secara bersatu padu melalui firman
Allah :
قُلْ
لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا
الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan
jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain".(Q.S.Al-Isra’ : 88).[11]
2.
Menantang mereka dengan sepuluh surah saja dari Qur’an dalam firman
Allah :
أمْ
يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ
وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
(١۳)فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ
اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ(١٤)
13.
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu",
Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang
dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". 14.
Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka
ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan
bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada
Allah)?(Q.S.Hud.13-14).[12]
3.
Menantang mereka dengan satu surah saja dalam firman Allah :
أَمْ يَقُولُونَ
افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ
دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad
membuat-buatnya". Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu),
maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang
dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang
benar". (Q.S.Yunus : 38).
4.
Menantang mereka dengan satu surah saja yang sebagiannya saja
semisal dari Al-Qur’an :
وَإِنْ
كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ
مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al
Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar.(Q.S.Al-Baqarah :
23).[13]
Dengan demikian dapat diketahui bahwa I’jazul
Qur’an mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
Ø Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Ø Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qur’an
benar-benar merupakan wahyu dari Allah.
Ø Untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan
balaghah bahasa manusia.
Ø Untuk menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa
manusia.[14]
C. Macam-macam Mukjizat Al-Qur’an
Para ulama’ berlainan keterangan dalam menjelaskan
macam-macam mukjizat Al-Qur’an. Hal ini disebabkan perbedaan tinjauan
masing-masing. Dr. Abd. Rozzaq Naufal, dalam kitab Al-I’jazu Al-Adadi Lil
Qur’anil Karim menerangkan bahwa i’jazul qur’an itu ada empat macam,
sebagai berikut :
1. Al-I’jaz balaghi (kemukjizatan segi sastra
balaghahnya).
2. Al-I’jazut tasyri’i (kemukjizatan segi pensyariatan
hukum ajarannya).
3. Al-I’jazul ilmu (kemukjizatan segi ilmu
pengetahuan).
4. Al-I’jazul adadi (kemukjizatan segi kuantity atau
matematis/statistik).[15]
Quraish Shihab memandang kemukjizatan Al-Qur’an
dalam 3 aspek, yaitu Aspek keindahan dan ketelitian redaksi-redaksinya, berita
tentang hal-hal ghaib, dan isyarat-isyarat ilmiah (kejadian-kejadian alam).
Ismail Ibrahim dalam buku yang berjudul al-qur’an
wa I’jazihi al-ilmi mengatakan, orang yang mengamati al-qur’an dengan
cermat, mereka akan mengetahui bahwa kitab itu merupakan gudang berbagai
disiplin ilmu dan pengetahuan. Beliaupun menyimpulkan bahwa fokus kemukjizatan
Al-Qur’an adalah I’jazil ilmi.
Sedangkan Ali Ash Shabumi dalam kitab At-Tibyan
menyebutkan bahwa segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an sebagai berikut :
1. Susunan kalimatnya yang indah.
2. Terdapat uslub (cita rasa bahasa) yang unik,
berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab.
3. Menantang semua makhluk membuat satu ayat saja yang
bisa menyamai Al-Qur’an, tapi tantangan itu tidak pernah bisa dipenuhi sampai
sekarang ini.
4. Membentuk perundang-undangan yang memuat prinsip
dasar dan sebagian memuat detail rinci yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia melebihi setiap undang-undang ciptaan manusia.
5. Menerangkan hal-hal ghaib yang tidak diketahui bila
mengandalkan akal semata-mata.
6. Tidak bertentangan dengan pengetahuan ilmiah (ilmu
pasti, science).
7. Tepat terbukti semua janji (ramalan) yang
dikabarkan dalam Al-Qur’an.
8. Mengandung prinsip-prinsip ilmu pengetahuan ilmiah
di dalamnya.
9. Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuhnya.[16]
Dalam sebuah kitab yang berjudul “Al-I’jaz Qur’any
fi Wujuhil Muktasyifah” dijelaskan bahwa macam-macam i’jazul Qur’an antara lain
: i’jaz balagh (berita hal ghaib), i’jaz tasyri’(perundang-undangan), i’jaz
ilmi, i’jaz lughawi (keindahan redaksi), i’jaz thiby (kedokteran), i’jaz falaky
(astronomi), i’jaz adady (jumlah), i’jaz i’lami (informasi), i’jaz thabi’i
(fisika), dan lain sebagainya.[17]
Dan masih terdapat banyak ulama’ yang berbeda pendapat tentang macam-macam
i’jazul qur’an.
D. Kadar Kemukjizatan Al-Qur’an
1. Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa kemukjizatan
itu berkaitan dengan keseluruhan Al-Qur’an, bukan dengan sebagiannya atau
dengan setiap surahnya secara lengkap.
2. Sebagian ulama’ berpendapat sebagian kecil atau
sebagian besar dari Al-Qur’an, tanpa harus satu surah penuh, juga merupakan
mukjizat, berdasarkan firman Allah :
فَلْيَأْتُوا
بِحَدِيثٍ مِثْلِهِ إِنْ كَانُوا صَادِقِين
Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang
semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar.(Q.S. At-Tur:34).
3. Ulama’ yang lain berpendapat, kemukjizatan itu
cukup hanya dengan satu surah lengkap sekalipun pendek, atau dengan ukuran satu
surah, baik satu ayat atau beberapa ayat.[18]
E. Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
Ø Segi bahasa dan susunan redaksinya
Para sejarawan menyatakan bahwa bangsa Arab
mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa lain, baik sebelum
maupun sesudah mereka, dalam hal balaghah (kefasihan bahasa). Karena
sebab itulah, maka Al-Qur’an menantangnya. Mengahadapi tantangan Al-Qur’an yang
berat dan hebat ini, mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain berpaling kepada
tindakan-tindakan peperangan dengan mengerahkan harta dan jiwa mereka untuk
menghalangi dakwah Al-Qur’an tanpa berani menghadapinya sesuai dengan
tantangannya. Padahal mereka memiliki kemampuan bahasa yang tidak bisa dicapai
orang lain seperti kemahiran dalam berpuisi, sya’ir atau prosa (natsar),
memberikan penjelasan dalam sastra yang tidak sampai oleh selain mereka.[19]
Al-Qur’an menggunakan gaya bahasa yang sangat indah
dan berbeda dengan gaya bahasa yang dikenal dalam bahasa Arab. Al-Qur’anul
Karim tidak dapat disejajarkan oleh bentuk gaya bahasa apapun, sebab Al-Qur’an
tidak bergaya bahasa sya’ir dan tidak pula bergaya bahasa prosa. Hal itu sudah
dibuktikan oleh tokoh-tokoh sastrawan dan orator yang ulung seperti Walid bin
Mughirah dan Utbah bin Rabi’ah.[20]
Ketika Walid bin Mughirah datang kepada Nabi,
kemudian Nabi membacakan Al-Qur’an dihadapannya maka seolah-olah hati Walid
menjadi lembut karenanya. Dan Walid berkata: “Tidak ada seorangpun yang lebih
pandai dari aku, tentang sya’ir, prosa, qasidah, tidak pula dalam sya’ir-sya’ir
jin. Demi Allah, ucapannya itu (Al-Qur’an) manis dan indah, di atasnya bagai
berbuah dan di bawahnya sangat subur. Sungguh Al-Qur’an itu tinggi dan tidak
ada yang melebihinya”.[21]
Uslub atau susunan kalimat Al-Qur’an mempunyai
beberapa keistimewaan sebagai berikut :
1. Susunan suara kata-kata yang digunakan Al-Qur’an
terasa lembut dan indah diucapkan.
2. Bahasa Al-Qur’an dapat diterima oleh semua lapisan
manusia, baik oleh orang awam maupun kaum cendekiawan.
3. Sejalan dengan akal sehat dan dapat menyentuh
perasaan, artinya Al-Qur’an dapat memberikan doktrin kepada akal dan hati
sanubari.
4. Secara utuh keindahan sajian Al-Qur’an serta susunan
keindahan bahasanya tak ubahnya suatu bingkai yang dapat memukau akal dan
memusatkan tanggapan serta perhatiannya tentunya bagi orang yang
memperhatikannya.
5. Kaya akan ragam kata dan kalimat, sehingga
memancarkan keindahan bahasa dan keluwesan maknanya.
6. Susunan Al-Qur’an mudah dipahami oleh semua lapisan
masyarakat.[22]
Ø Segi isyarat ilmiah
Pemaknaan kemukjizatan Al-Qur’an dalam segi ilmiyah
adalah dorongan serta stimulasi Al-Qur’an pada manusia untuk selalu berpikir
keras atas dirinya sendiri dan alam sekitar yang mengitarinya. Al-Qur’an
memberikan ruangan yang sebebas-bebasnya pada pergaulan pemikiran ilmu
pengetahuan sebagaimana halnya tidak ditemukan pada kitab-kitab agama lainnya
yang malah cenderung restriktif. Pada akhirnya teori ilmu pengetahuan yang
telah lulus uji kebenaran ilmiahnya akan selalu koheren dengan Al-Qur’an.
Al-Qur’an dalam mengemukakan dalil-dalil, argument, serta penjelasan ayat-ayat
ilmiah, menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah yang sebagiannya baru terungkap pada
zaman atom, planet, dan penaklukan angkasa luar sekarang ini. Salah satu
contohnya ialah pada Q.S Al-Anbiya’: 30 “Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”.[23]
Selain isyarat ilmiah di atas yang merupakan ilmu
astronomi, Al-Qur’an juga menjelaskan tentang ilmu-ilmu lain, seperti fisika
(Al-Dzariyat: 47), biologi (Al-Infithar: 6), geologi (Al-Naba’:6-7), kimia
(Al-Anbiya’: 30), ilmu kesehatan (Al-Baqarah: 173), ilmu pertanian (Al-Hijr:
19), hidrologi (Al-Ibrahim: 32), demografi atau kependudukan (An-Nisa’: 9),
ekonomi dan perdagangan (Al-Baqarah: 275), dan lain sebagainya.[24]
Ø Segi pemberitaan yang ghaib
Surat-surat dalam Al-Qur’an mancakup banyak berita tentang
hal ghaib. Kapabilitas Al-Qur’an dalam memberikan informasi-informasi tentang
hal-hal ghaib seakan menjadi prasyarat utama penopang eksistensinya sebagai
kitab mukjizat.[25]
Adapun contoh segi pemberitaan tentang hal-hal ghaib antara lain :
1. Kegaiban masa lampau, Al-Qur’an sangat jelas dan
fasih dalam menjelaskan cerita masa lalu seakan-akan menjadi saksi mata yang
langsung mengikuti jalannya cerita dan tidak ada satupun dari kisah-kisah
tersebut yang tidak terbukti kebenarannya. Contoh dalam Q.S Yunus: 92.
فَالْيَوْمَ
نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ
النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
(Yunus : 92).
Dalam ayat ini Allah menginformasikan bahwa
tubuh kasar Fir’aun diselamatkan Tuhan, dalam arti tidak hancur. Kenyataan
menunjukkan bahwa tubuh Fir’aun itu sampai sekarang masih ada di Mesir. Menurut
syarah, setelah tenggelam mayat Fir’aun ditemukan di pantai, lalu dibalsem oleh
orang-orang Mesir.[26]
2.
Kegaiban
masa sekarang. Contoh, terbukanya niat busuk orang munafik di masa Rasulullah.
Dan ini terdapat dalam firman Allah Q.S Al-Baqarah: 204 “ Dan di antara
manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya pada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah
penantang yang paling keras”.[27]
3.
Kegaiban
masa yang akan datang.
غُلِبَتِ الرُّوم(٢) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ
سَيَغْلِبُونَ (۳)فِي بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ
بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ(٤)
2.Telah dikalahkan
bangsa Rumawi, 3.di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan
menang, 4. dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah
(mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah
orang-orang yang beriman.
(Ar-Rum :2-4).
Dalam ayat ini Allah menyatakan, setelah kerajaan Romawi Timur yang
berpusat di Konstantinopel kalah, ia akan menang kembali dalam peperengan
melawan musuhnya. Apa yang dinyatakan Al-Qur’an tersebut terbukti kebenarannya
sembilan tahun kemudian.[28]
Ø Segi petunjuk penetapan
hukum syara’
Di antara hal-hal yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari
penyebabnya selain bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya
syari’at paling ideal bagi umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi
kehidupan, yang dibawa Al-Qur’an untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup
seluruh aspek kehidupan. Contohnya antara lain :
1. Keadilan. “Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S.
An-Nahl: 90).
2. Pertahanan untuk
menghancurkan fitnah dan agresi. “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak
ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika
mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali
terhadap orang-orang yang dzalim”. (Q.S. Al-Baqarah: 193).[29]
Al-Qur’an merupakan sebuah ajaran dan petunjuk guna menjadi pedoman hidup (way
of life) umat manusia. Ajaran-ajarannya begitu luas dan dalam. Sedangkan
hukum-hukum yang terkandung di dalamnya lengkap selaras dengan tuntutan hati
nurani manusia, kapan dan dimana saja mereka berada menjadi rahmat bagi alam
semesta (rahmatallil’alamin).
BAB III
PENUTUP
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mukjizat hanya diberikan oleh
Allah kepada para Nabi atau Rasul-Nya, untuk menumbangkan kepercayaan manusia
yang telah mempertuhankan selain Allah SWT. Dalam hal ini mukjizat yang ada
pada Nabi Muhammad SAW berupa Al-Qur’an, yang jelas berbeda dengan mukjizat
para Nabi sebelumnya. I’jazul Qur’an melebihi segalanya dan keutamaan mukjizat
Al-Qur’an ini bukan hanya ditujukan pada bangsa Arab, namun diperuntukkan pada
seluruh alam.
Demikianlah makalah yang dapat penulis paparkan. Semoga dapat berguna
sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. 2001.
Jakarta : Pustaka Litera AntarNusa
Kusnanto, Najib. Qur’an Hadits.Sragen : Arifandani
Shihab, Quraish. Sejarah ‘Ulumul Qu’an. 2001. Jakarta :
Pustaka Firdaus
Suhadi. Ulumul Qur’an. 2011. Kudus : Nora Media Enterprise
Syadali, Ahmad. Ulumul Qur’an. 1997. Bandung : Pustaka Setia
http://iirmakalahtarbiyah.blogspot.com/2010/10/makalah-ulumul-quran-ijaz-al-quran.html
[1] Manna’ Khalil
al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Jakarta : Pustaka Litera AntarNusa,
2001), hlm. 370
[2]Ibid.
[3] Quraish
Shihab, Sejarah Ulumul Qur’an, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2001), cet. 3, hlm.
105
[4] Suhadi, Ulumul
Qur’an, (Kudus : Nora Media Enterprise, 2011), cet. 1, hlm. 249
[5] Manna’ Khalil
al-Qattan, op. cit, hlm. 371
[6] Suhadi, op.
cit, hlm. 250
[7]Ibid,
[9] Manna’ Khalil
al-Qattan, loc. Cit.
[10]Suhadi, op.
cit, hlm. 252
[11] Sebenarnya
tantangan ini hanya ditujukan kepada manusia, tidak meliputi jin, karena jin
bukan bangsa berbahasa Arab yang dalam gaya bahasa itu Qur’an diturunkan.
Tetapi jin disebut-sebut di sini untuk menunjukkan betapa hebat kemukjizatan
Qur’an itu. Sebab andai kata manusia dan jin berkumpul dan bekerja sama tidak
mampu menandingi, maka jika hanya jin atau manusia saja tentu akan lebih tidak
mampu lagi.
[12] Yakni Allah
saja yang dapat membuat al-Qur’an itu.
[13] Ayat ini
merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al-Qur’an itu
tidak dapat ditiru, walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastra dan bahasa
karena ia merupakan mu’jizat Nabi Muhammas s.a.w.
[14] Ahmad Syadali
dan Ahmad Rafi’i, Ulumul Qur’an, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), hlm.
11
[15] Contoh: kata
Iblis disebutkan dalam Qur’an sampai 11 kali/ayat. Maka ayat yang menyuruh
mohon perlindungan dari iblis juga disebutkan 11 kali. Kata sihir dengan segala
bentuk tasrifnya dalam Qur’an disebutkan 60 kali/ayat dan kata fitnah yang
merupakan sebab dari sihir juga disebut sampai 60 kali. Dan lain sebagainya.
[16] Suhadi, op.
cit, hlm. 259
[17]
http://iirmakalahtarbiyah.blogspot.com/2010/10/makalah-ulumul-quran-ijaz-al-quran.html
[18] Manna’ Khalil
al-Qattan, op. cit, hlm. 379
[19] Suhadi, op.
cit, hlm, 262
[20] Najib Kusnanto,
Qur’an Hadits (Sragen : Arifandani), hlm. 11
[21] Dalam
percakapnnya dengan Abu Jahal
[22] Ibid, hlm. 12
[23] Dalam ayat ini
terdapat isyarat ilmiah tentang sejarah tata surya dan asal mulanya yang padu,
kemudian terpisah-pisahnya benda-benda langit (planet-planet), sebagian dari
yang lain secara gradual. Begitu juga di dalamnya terdapat isyarat tentang
asal-usul kehidupan, yaitu dari air.
[24] Quraish
Shihab, op. cit, hlm. 150
[25] Suhadi, op
cit, hlm. 265
[26] Ahmad Syadali
dan Ahmad Rafi’i, op. cit, hlm. 14
[27] Suhadi, op.
cit, hlm. 266
[28] Ahmad Syadali
dan Ahmad Rafi’i, loc. cit,
[29] Suhadi, op.
cit, hlm. 267
KISAH CERITA SUKSES
BalasHapusASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000