PERBANDINGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN BARAT
A. Filsafat
Pendidikan Barat dan Islam dalam Perspektif Historis
1. Akar Sejarah
Filsafat Pendidikan Barat
Di dunia barat, sejak zaman Yunani kuno pemikiran
tentang filsafat pendidikan telah dilakukan oleh orang-orang Sparta dan Athena.
Sistem pendidikan konvensional di Athena dimulai dengan munculnya para sofis
pendatang, seperti Protageras dari Abdera, Gorgias dari Sisikia dan sebagainya
yang mendidik warga Athena menjadi warga Negara dan penguasa yang cakap. Para
sofis yang dianggap melebarkan relativisme moral dan intelektual merangsang
orang-orang lain seperti Plato, Isokrates, dan Aristoteles kepada aktivitas
yang lebih besar dalam berspekulasi mengenai tujuan dan alat pendidikan, serta
dengan itu memajukan dan mempercepat perkembangan filsafat pendidikan.[1]
Dalam perkembangannya filsafat pendidikan barat dibagi
dalam tiga periode, antara lain :
1. Filsafat zaman klasik.
Filsafat klasik dimulai sekitar tahun 600 SM, yaitu di
suatu kota bernama Yunani yang terkenal dengan para ilmuan-ilmuannya. filsafat
ini berawal dari sebuah pemikiran yang berpusat pada dunia di luar diri pribadi
manusia, yakni alam semesta (cosmos). Adapun tokohnya antara lain; Thales,
Anaximander, Anaximenes, Phytagoras, Heraclitus, dan Parminides. Selanjutnya
muncul pandangan filosof Yunani mengenai manusia (antropos). Tokohnya antara
lain; Socrates dengan dialektinya, Plato dengan idealismenya, Aristoteles
dengan realismenya, Zeno, dan Epikuris.
2. Filsafat abad pertengahan.
Pada masa ini berkembang filsafat scholastik yang
perhatiannya tertuju pada dunia ketuhanan yang dikuasai oleh ajaran kristiani.
Sekitar abad ke-13 alam pikiran hampir seluruhnya dikuasai oleh gereja dan
filsafat tidak dapat terlepas dari theologi (ketuhanan). Adapun para tokohnya
adalah Thomas Aquinas, Albertus Magnus, dan Duns Scotus.
3. Filsafat zaman modern.
Masa ini dimulai pada abad ke-15 yang terbagi dalam
beberapa periode, yaitu renaisans, borok, pencerahan, romantik, dan kontemporer
(mutakhir). Para tokohnya adalah Erasmus, J. A. Comenius, John Lock, J. J.
Rousseau, Peztalozzi, Rene Descartes dan lain sebaginya.[2]
2. Akar Sejarah
Filsafat Pendidikan Islam
Pemikiran tentang filsafat pendidikan sebenarnya sudah
dimulai sejak periode awal perkembangan Islam, yaitu pada zaman Nabi dan
Khulafaur Rasyidin. Meski istilah filsafat tidak ditemukan dalam khazanah
kebudayaan Islam yang asli, namun pemikiran pendidikan yang merupakan
perwujudan dari kandungannya, ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits dapat
dikategorikan sebagai pemikiran filosofis karena sifatnya yang universal,
radikal, dan logis. Dengan demikian pemikiran mengenai pendidikan dalam Qur’an
dan hadits mendapatkan nilai ilmiahnya.[3]
Pada periode kehidupan Rasul terbentuklah pemikiran
pendidikan yang bersumber pada Qur’an dan hadits secara murni. Hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan berbentuk pelaksanaan ajaran Qur’an yang diteladani
masyarakat dari sikap dan perilaku hidup Nabi SAW. Seiring dengan sistem
perubahan pemerintahan, semakin luasnya wilayah kekuasaan Islam pada masa Bani
Umayyah dan Abbasiyah, serta kemajuan-kemajuan yang dicapai dan interaksi umat
Islam dengan bangsa lain menjadikan kaum muslimin sebagai pemegang hegemoni di
bidang politik dan peradaban dunia. Sejalan dengan kenyataan sejarah dan
kebutuhan zaman, para cendekiawan muslim dipacu untuk menjawab
tantangan-tantangan zaman. Mulailah mereka mengarahkan perhatian pada bidang
kebudayaan, ilmu, dan aspek-aspek peradaban yang dijumpai pada wilayah taklukan
Islam. Karena itulah terutama saat faham Mu’tazilah menjadi ideologi Negara,
pada masa Khalifah Al Makmun (Abasiyah) ilmuan-ilmuan muslim masa klasik menerima
karya-karya filsafat Yunani dalam bahasa Syria, dan belakangan diterjemahkan
dalam Bahasa Arab.[4]
Dengan keadaan yang sedemikian, seakan telah membuka
pintu lebar bagi masuknya pemikiran luar, yang kemudian muncul sejumlah kota
sebagai pusat keilmuan, seperti Baghdad, Damaskus, Antioch, Ephesus dan
lain-lain. Dan banyaknya buku-buku filsafat Yunani yang diterjemahkan ke dalam
Bahasa Arab oleh imuan-ilmuan muslim telah menunjukkan bahwa filsafat Yunani
banyak dikaji dan dipelajari, baik melalui lembaga pendidikan yang didirikan
ataupun melalui diskusi para ilmuan muslim.[5]
Adapun tokoh-tokoh filsafat pendidikan Islam antara
lain; Ibn Qutaibah, Ibn Maskawaih, Ibn Sina, Al-Ghazali, dan lain-lain (pada
periode klasik). Juga dikenal nama al-Thahthawi, Muhammad Abduh, al-Faruqi
(pada masa modern).[6]
B. Perbandingan
Filsafat Pendidikan Islam dengan Filsafat Pendidikan Barat
1. Segi Dasar
Filsafat pendidikan Islam berdasarkan pada wahyu,
sedangkan filsafat pendidikan barat berpijak pada humanistik murni dan filsafat
pendidikan profan yang mengandalkan rasionalisasi.
Filsafat pendidikan Islam yang bersumber dari wahyu
mengarah pada pemikiran tentang kebenaran yang bersifat hakiki dan mutlak.
Kebenaran yang sesungguhnya, bukan kebenaran yang relatif dan spekulatif,
tergantung kepada ruang dan waktu, seperti yang dihasilkan oleh pemikiran
filsafat barat yang rasionalis dan empiris. Karena itu dalam pendidikan Islam
sebenarnya kata filsafat itu tidak dikenal. Menurut Omar Muhammad al-Toumy
al-Syaibany, yang dimaksud dengan “kebenaran” seperti yang dikehendaki filsafat
itu dalam Islam disebut “hikmah”.[7]
2. Aliran-aliran
a. Aliran-aliran
Filsafat Pendidikan Islam
Dalam dunia pendidikan Islam terdapat tiga aliran
utama filsafat pendidikan Islam, yaitu :
1. Aliran konservatif (Al-Muhafidz).
Tokoh-tokoh aliran konservatif ialah al-Ghazali (tokoh
utama), Nasirudin al-Thusi, Ibnu Jama’ah, Sahnun, Ibnu Hajar al-Haitami, dan
al-Qabisi. Aliran ini cenderung bersikap murni keagamaan.
2. Aliran religius-rasional (Al-Diny
Al-‘Aqlany).
Tokoh-tokoh aliran ini ialah Ikhwan al-Shafa (tokoh
utama), al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Maskawaih. Adapun pemikirannya ialah
bahwa pengetahuan merupakan muktasabah (hasil perolehan dari aktivitas
belajar), dan modal utama ilmu adalah indera.
3. Aliran pragmatis (Al-Dzarai’iy).
Tokohnya ialah Ibnu Khaldun. Aliran ini berpendapat
bahwa manusia yang jahil bisa menjadi alim karena proses belajar, akal
merupakan sumber otonom ilmu pengetahuan, dan adanya keseimbangan antara
pengetahuan duniawi dan ukrawi.[8]
b. Aliran-aliran
Filsafat Pendidikan Barat
Aliran-aliran filsafat pendidikan barat
antara lain :
1. Aliran progresivisme.
Beberapa tokoh dalam aliran ini ialah George Axtelle,
William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas, dan Frederick C. Neff.
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi
masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam keberlangsungan manusia
itu sendiri.
2. Aliran esensialisme.
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada.
3. Aliran perenialisme.
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan
kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan
sumbangan baik teori maupun praktek bagi kebudayaan dan pendidikan zaman
sekarang. Perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang
jelas merupakan tugas utama dari filsafat.
4. Aliran rekonstruksionisme.
Aliran ini berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia
merupakan tugas semua umat manusia. Oleh karena itu, pembinaan kembali daya
intelektual dan spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina
kembali manusia dengan nilai dan norma yang benar, demi generasi yang akan
datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.[9]
Dari komparasi sekilas sebagaimana tersebut di atas
nampaklah bahwa dalam beberapa hal filsafat pendidikan Islam berlawanan dengan
filsafat pendidikan barat. Pertentangan tersebut pada intinya bermuara pada
dasar pijakan dan sumber yang digunakan, sehingga membawa konsekuensi perbedaan
pada aspek-aspek lainnya.[10]
DAFTAR PUSTAKA
Efferi, Adri. Filsafat Pendidikan Islam.
2011. Kudus : Nora Media Enterprise
Nata, Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam
pada Periode Klasik dan Pertengahan. 2004. Jakarta : Raja Grafindo Persada
http://afri-rahmadia.blogspot.com/2012/05/filsafat-pendidikan-barat.html
http://copast-master.blogspot.com/2012/12/aliran-utama-dalam-filsafat-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar