Sabtu, 27 Mei 2017

rumusan indikator




I.       Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Pembelajaran bahasa Arab bisa dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Dalam pengusaan bahasa arab banyak sekali aspek-aspek yang harus dipelajari sehingga memerlukan startegi dalam pengajaran bahasa arab.
Perumusan indikator penguasaan dalam pengajaran bahasa arab sangatlah penting, karena indikator merupakan alat ukur ketercapaian kompetensi dasar yang menjadi acuan pada penilaian mata pelajaran. Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang menyusun indikator kompetensi. Sehingga dalam merumuskan indikator guru harus mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam materi pembelajarannya.
Indikator berguna untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran di kelas, sehingga siswa dapat mengukur kemampuan dirinya terhadap mata pelajaran dan bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes.
Berdasarkan uraian diatas pengembangan indikator dalam pengajaran bahasa arab memerlukan langkah  strategis  dalam  peningkatan  kualitas  pembelajaran  di  kelas  dan pencapaian  kompetensi peserta didik.
B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah antara lain:
1.      Apa pengertian indikator dan bagaimana perumusannya?
2.      Bagaimana rumusan indikator materi istima’, qiro’ah, kitabah, dan muhadatsah?




II.       Pembahasan
A.       Pengertian dan Perumusan Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan  penilaian mata pelajaran.[1] Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.[2]
Sebelum melakukan penyusunan indikator, maka harus diperhatikan terlebih dahulu komponen-komponen sebagai berikut:[3]
a.    Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respons yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
b.   Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan (sekolah), potensi daerah, dan peserta didik.
c.    Indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Berikut disajikan kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk indikator kompetensi, baik yang menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik:
Aspek
Kompetensi
Indikator kompetensi
Kognitif
Knowledge
(pengetahuan)


  
Comprehension
(pemahaman)




Application
(penerapan)


Analysis
(analisis)
Synthesis
(sintesis)

Evaluation
(evaluasi)
- menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mencocokkan, memberi nama, memberi label, melukiskan.
- menerjemahkan, mengubah, mengeneralisasi, menguraikan, menulis kembali, merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.
- mengoprasikan, menghasilkan, mengubah, mengatasi, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung.
-  menguraikan, membagi-bagi, memilih dan membedakan.
- merancang, merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, merencanakan.
-   mengkritisi, menafsirkan, mengadili dan memberikan evaluasi
Afektif
Receiving
(penerimaan)
Responding
(menanggapi)

Valuing
(penanaman nilai)

Organization
(pengorganisasian)

Characterization
(karakterisasi)
- mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya dan mengalokasikan.
- konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan dan menanggapi.
- menginisiasi, mengundang, melibatkan, mengusulkan dan melakuakan.
- memverifikasi, menyusun, menyatukan, menghubungkan dan mempengaruhi.
- menggunakan nilai-nilai sebagai pndangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini.
Psychomotor
(gerak jiwa)
Observing
(pengamatan)


Imitation
(peniruan)


Practicing
(pembiasaan)

Adapting
(penyesuaian)
-  mengamati proses, memberi perhatian pada tahap- tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi.
- melatih, mengubah, membongkar sebuah struktur, membangun kembali sebuah struktur, dan menggunakan sebuah model.
- membiasakan prilaku yang sudah dibentuknya, mengotrol kebiasaan agar tetap konsisten.
- menyesuaikan model, mengembangkan model, dan menerapkan model.[4]
Adapun beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator antara lain:
1.   Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
2.   Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD.
3.   Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
4.   Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5.   Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
6.   Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan atau psikomotorik.[5]
Perumusan tujuan (indikator) sangat diperlukan karena:
a.       Indikator merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih besar (kompetensi dasar atau KD), sehingga bila indikator tercapai kemungkinan akan tercapainya KD akan lebih besar pula.
b.      membantu siswa, guru,  dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa yang diharapkan sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran.
c.       membantu siswa, sebab dengan adanya indikator ini siswa dapat mengatur waktu, energi, dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai.
d.      membantu guru, sebab dengan adanya tujuan ini akan dapat mengatur kegiatan pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk mencapai tujuan tersebut
e.       evaluator, sebab dengan adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai siswa.
f.       indikator merupakan kerangka dari pembelajaran yang guru laksanakan.
g.      indikator merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan siswa seusai kegiatan pembelajaran.

B.        Rumusan Indikator Materi Istima’, Qiro’ah, Kitabah, dan Muhadatsah
Keterampilan berbahasa meliputi  empat  aspek  keterampilan, yaitu; keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara.
Ø  Keterampilan menyimak (istima’)
Keterampilan menyimak merupakan  proses  perubahan  wujud  bunyi  (bahasa)  menjadi  wujud  makna.  Keterampilan menyimak  sebagai  keterampilan  berbahasa bersifat reseptif, menerima  informasi  dari orang lain (pembicara).
Adapun spesifikasi tujuan pengajaran istima’ ialah mengulang-ulang materi, menghafal, mengambil ide pokok dan memahami ide umum dari materi yang didengar.
Adapun indikator-indikator yang berhubungan dengan keterampilan menyimak antara lain:
a.       menafsirkan berbagai nuansa makna dalam berbagai teks lisan dengan berbagai variasi komunikasi dan konteks.
b.      Menulis teks yang didiktekan.
c.       Menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai isi kalimat, dialog, atau wacana yang telah didengarkan.

Ø  Keterampilan membaca (qiro’ah)
Keterampilan membaca  merupakan  keterampilan  berbahasa  yang bersifat reseptif, menerima  informasi  dari  orang lain (penulis)  di  dalam bentuk  tulisan.  Membaca merupakan perubahan wujud  tulisan menjadi  wujud  makna. 
Untuk dapat melakukan kegiatan membaca, diperlukan beberapa kemampuan sebagai berikut:
a.       Membedakan huruf dan mengetahui hubungan antara huruf dengan bunyi yang diwakilinya.
b.      Mengidentifikasi kata-kata.
c.       Memahami makna kata sesuai dengan konteksnya.
d.      Memahami makna dari urutan kata-kata dalam kalimat.
e.       Mengetahui hubungan dan keterkaitan ide melalui kata-kata pengacu dan kata-kata perangkai.
f.       Memperoleh kesimpulan.
g.      Menelusuri (skimming, tashaffuh) bacaan guna mendapatkan informasi secara cepat.
h.      Mengkritisi dan mengomentari bacaan.
i.        Memahami tanda-tanda baca.
j.        Memahami gagasan dan kecenderungan penulis melalui tulisannya.
k.      Memahami metode dan teknik penulis dalam menuangkan gagasannya.
l.        Memahami bentuk kiasan yang terkandung dalam bacaan.
m.    Kemudahan dan kecermatan membaca.
n.      Kecepatan membaca.
Di samping indikator-indikator yang tertuang dalam kurikulum yang memang perlu dijadikan sebagai acuan utamanya. Indikator yang berkaitan dengan keterampilan membaca adalah:
1.      Melafalkan atau membaca bahan qiro’ah dengan intonasi yang baik dan benar.
2.      Menjawab pertanyaan-pertanyaan atau latihan tentang kandungan bahan qiro’ah dengan baik dan benar.[6]

Ø  Keterampilan menulis (kitabah)
Keterampilan  menulis (kitabah) merupakan  keterampilan  bahasa  yang  sifatnya  yang  menghasilkan  atau  memberikan informasi  kepada  orang  lain  (pembaca)  di  dalam  bentuk  tulisan.  Menulis  merupakan perubahan  wujud  pikiran  atau  perasaan  menjadi  wujud  tulisan.
Tujuan pengajaran kitabah ialah agar peserta didik mampu menulis huruf arab, mengetahui tanda baca dengan cepat, mampu mengungkapkan pemikiran dengan logis dan runtut melalui tulisan dengan memperhatikan atauran dengan kaidah-kaidah bahasa, tanda baca dan diksi kata (mufrodat) secara tepat.[7]
  Adapun indikator kemampuan menulis antara lain:
a.       Menggunakan mufrodat dengan tepat dalam kalimat.
b.      Menyusun kalimat.
c.       Menyusun paragraf sederhana.
d.      Menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis dengan baik dan benar.
e.       Menyusun kalimat-kalimat sederhana dalam kegiatan insya’ yang mengandung pola kalimat dan kosakata tertentu.
f.       Membuat mubtada’ dan khobar.
g.      Mengubah bentuk-bentuk fi’il.
h.      Mengubah susunan kalimat dengan struktur jumlah fi’liyah menjadi susunan kalimat dengan struktur jumlah ismiyah.[8]

Ø  Keterampilan berbicara (muhadatsah/kalam)
Sedangkan  keterampilan berbicara  merupakan  keterampilan  yang  sifatnya  produktif,  menghasilkan  atau menyampaikan  informasi  kepada  orang  lain  (penyimak)  di  dalam  bentuk  bunyi  bahasa tuturan.
Adapun indikator-indikator yang berhubungan dengan keterampilan berbicara antara lain:
d.      Mengucapkan mufrodat dengan lafal yang baik dan benar.
e.       Mengucapkan materi hiwar dengan lafal dan intonasi yang baik dan benar.
f.       Mendemonstrasikan materi hiwar secara berpasangan.
g.      Melakukan tanya jawab dengan mufrodat dan pola kalimat yang telah diajarkan.
h.      Melakukan tanya jawab tentang bahan bacaan.[9] 



Contoh pembuatan indikator istima’, qiro’ah, kitabah, dan kalam:
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Kemapuan memahami paparan atau diaolog tentang remaja
Menyimak
1.      Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang remaja
1.1. Mengidentifikasi bunyi, ujaran, (kata, frasa atau kalimat) dalam suatu konteks dengan tepat
1.2. Menangkap makna dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan secara tepat
Membaca
2.      Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang remaja
2.1. Melafalkan dan membaca nyaring kata, kalimat, dan wacana tulis dengan benar
2.2. Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat
2.3. Menemukan makna dan gagasan atau ide wacana tulis secara tepat
Menulis
3.      Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang remaja
3.1. Menulis kata, frasa, dan kalimat dengan huruf, ejaan, dan tanda baca yang tepat
3.2. Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan kata, frasa, dan struktur yang benar
Berbicara
4.      Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog tentang remaja
4.1. Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan tentang remaja dengan lafal yang tepat
4.2. Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar
III.       Penutup
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Indikator merupakan suatu hal yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam satuan pendidikan.  Indikator berguna untuk semua pembelajaran, tidak terkecuali dalam pembelajaran bahasa yang di dalamnya terdapat beberapa keterampilan atau kemahiran yang meliputi istima’, qiro’ah, kitabah, dan kalam atau muhadatsah. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan (sekolah), potensi daerah, dan peserta didik. Indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan, semoga dapat berguna sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. Panduan Pengembangan Indikator. 2008. Jakarta
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. 2010. Jakarta: Rineka Cipta
Matsna, Moh, Erta Mahyudin. Pengembangan Evaluasi dan Tes Bahasa Arab. 2012. Tangerang: Alkitabah
Mulyasa.  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sujai. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab. 2008. Semarang: Walisongo Press
Suryosubroto. Tata Laksana Kurikulum. 1998. Jakarta: Rineka Cipta





[1] Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hlm, 139.
[2] Depdiknas, Panduan Pengembangan Indikator, Jakarta, 2008.
[3] Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 31.

[4] Mulyasa, op. cit,  hlm. 143.
[5] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 74
[6] Moh Matsna, Erta Mahyudin, Pengembangan Evaluasi dan Tes Bahasa Arab, Alkitabah, Tangerang, 2012, cet. 1, hlm. 131.
[7] Sujai, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, Walisongo Press, Semarang, 2008, hlm.19-22.

[8] Moh Matsna, Erta Mahyudin, op. cit, hlm. 162
[9] Ibid, hlm. 154

Tidak ada komentar:

Posting Komentar