I.
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Bahasa
Arab merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh masyarakat
Indonesia. Pembelajaran bahasa Arab bisa dilakukan dengan berbagai cara dan
metode. Dalam pengusaan bahasa arab banyak sekali aspek-aspek yang harus
dipelajari sehingga memerlukan startegi dalam pengajaran bahasa arab.
Perumusan
indikator penguasaan dalam pengajaran bahasa arab sangatlah penting, karena
indikator merupakan alat ukur ketercapaian kompetensi dasar yang menjadi acuan
pada penilaian mata pelajaran. Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan
yang menyusun indikator kompetensi. Sehingga dalam merumuskan indikator guru
harus mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam materi
pembelajarannya.
Indikator
berguna untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
di kelas, sehingga siswa dapat mengukur kemampuan dirinya terhadap mata
pelajaran dan bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang
dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan)
maupun non-tes.
Berdasarkan
uraian diatas pengembangan indikator dalam pengajaran bahasa arab memerlukan
langkah strategis dalam peningkatan kualitas
pembelajaran di kelas dan pencapaian kompetensi peserta
didik.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah antara lain:
1. Apa
pengertian indikator dan bagaimana perumusannya?
2. Bagaimana
rumusan indikator materi istima’, qiro’ah, kitabah, dan muhadatsah?
II. Pembahasan
A. Pengertian
dan Perumusan Indikator
Indikator
adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.[1] Indikator
merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.[2]
Sebelum
melakukan penyusunan indikator, maka harus diperhatikan terlebih dahulu
komponen-komponen sebagai berikut:[3]
a.
Indikator merupakan penjabaran
dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respons yang
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
b.
Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan (sekolah), potensi daerah, dan peserta
didik.
c.
Indikator dirumuskan dalam kata
kerja oprasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Berikut disajikan kata-kata kerja
operasional yang dapat digunakan untuk indikator kompetensi, baik yang
menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik:
Aspek
|
Kompetensi
|
Indikator
kompetensi
|
Kognitif
|
Knowledge
(pengetahuan)
Comprehension
(pemahaman)
Application
(penerapan)
Analysis
(analisis)
Synthesis
(sintesis)
Evaluation
(evaluasi)
|
-
menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi,
mencocokkan, memberi nama, memberi label, melukiskan.
-
menerjemahkan, mengubah, mengeneralisasi, menguraikan, menulis kembali,
merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat,
dan menjelaskan.
-
mengoprasikan, menghasilkan, mengubah, mengatasi, menggunakan, menunjukkan,
mempersiapkan, dan menghitung.
- menguraikan, membagi-bagi, memilih dan
membedakan.
-
merancang, merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan,
merencanakan.
- mengkritisi, menafsirkan, mengadili dan
memberikan evaluasi
|
Afektif
|
Receiving
(penerimaan)
Responding
(menanggapi)
Valuing
(penanaman
nilai)
Organization
(pengorganisasian)
Characterization
(karakterisasi)
|
-
mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya dan mengalokasikan.
-
konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan dan
menanggapi.
- menginisiasi,
mengundang, melibatkan, mengusulkan dan melakuakan.
-
memverifikasi, menyusun, menyatukan, menghubungkan dan mempengaruhi.
-
menggunakan nilai-nilai sebagai pndangan hidup, mempertahankan nilai-nilai
yang sudah diyakini.
|
Psychomotor
(gerak
jiwa)
|
Observing
(pengamatan)
Imitation
(peniruan)
Practicing
(pembiasaan)
Adapting
(penyesuaian)
|
-
mengamati proses, memberi perhatian
pada tahap- tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi.
-
melatih, mengubah, membongkar sebuah struktur, membangun kembali sebuah
struktur, dan menggunakan sebuah model.
-
membiasakan prilaku yang sudah dibentuknya, mengotrol kebiasaan agar tetap
konsisten.
-
menyesuaikan model, mengembangkan model, dan menerapkan model.[4]
|
Adapun beberapa ketentuan yang
perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator antara lain:
1. Setiap
KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
2.
Keseluruhan indikator memenuhi
tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan
KD.
3.
Indikator harus mencapai tingkat kompetensi
minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan
potensi dan kebutuhan peserta didik.
4.
Rumusan indikator
sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi
pembelajaran.
5.
Indikator harus dapat mengakomodir
karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang
sesuai.
6.
Rumusan indikator dapat
dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif,
afektif, dan atau psikomotorik.[5]
Perumusan tujuan (indikator)
sangat diperlukan karena:
a.
Indikator
merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih besar (kompetensi dasar
atau KD), sehingga bila indikator tercapai kemungkinan akan tercapainya KD akan
lebih besar pula.
b.
membantu
siswa, guru, dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa yang diharapkan
sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran.
c.
membantu
siswa, sebab dengan adanya indikator ini siswa dapat mengatur waktu, energi,
dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai.
d.
membantu
guru, sebab dengan adanya tujuan ini akan dapat mengatur kegiatan
pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk mencapai tujuan tersebut
e.
evaluator,
sebab dengan adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa
yang harus dicapai siswa.
f.
indikator
merupakan kerangka dari pembelajaran yang guru laksanakan.
g.
indikator
merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan siswa seusai kegiatan
pembelajaran.
B.
Rumusan Indikator Materi Istima’,
Qiro’ah, Kitabah, dan Muhadatsah
Keterampilan berbahasa meliputi
empat aspek keterampilan, yaitu; keterampilan menyimak, keterampilan
membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara.
Ø Keterampilan
menyimak (istima’)
Keterampilan
menyimak merupakan proses perubahan wujud bunyi
(bahasa) menjadi wujud makna. Keterampilan
menyimak sebagai keterampilan berbahasa bersifat
reseptif, menerima informasi dari orang lain (pembicara).
Adapun
spesifikasi tujuan pengajaran istima’ ialah mengulang-ulang materi, menghafal,
mengambil ide pokok dan memahami ide umum dari materi yang didengar.
Adapun
indikator-indikator yang berhubungan dengan keterampilan menyimak antara lain:
a.
menafsirkan berbagai nuansa makna
dalam berbagai teks lisan dengan berbagai variasi komunikasi dan konteks.
b.
Menulis teks yang didiktekan.
c.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
mengenai isi kalimat, dialog, atau wacana yang telah didengarkan.
Ø Keterampilan
membaca (qiro’ah)
Keterampilan
membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
reseptif, menerima informasi dari orang lain (penulis)
di dalam bentuk tulisan. Membaca merupakan perubahan
wujud tulisan menjadi wujud makna.
Untuk
dapat melakukan kegiatan membaca, diperlukan beberapa kemampuan sebagai
berikut:
a.
Membedakan huruf dan mengetahui hubungan
antara huruf dengan bunyi yang diwakilinya.
b.
Mengidentifikasi kata-kata.
c.
Memahami makna kata sesuai dengan
konteksnya.
d.
Memahami makna dari urutan
kata-kata dalam kalimat.
e.
Mengetahui hubungan dan
keterkaitan ide melalui kata-kata pengacu dan kata-kata perangkai.
f.
Memperoleh kesimpulan.
g.
Menelusuri (skimming, tashaffuh)
bacaan guna mendapatkan informasi secara cepat.
h.
Mengkritisi dan mengomentari
bacaan.
i.
Memahami tanda-tanda baca.
j.
Memahami gagasan dan
kecenderungan penulis melalui tulisannya.
k.
Memahami metode dan teknik
penulis dalam menuangkan gagasannya.
l.
Memahami bentuk kiasan yang
terkandung dalam bacaan.
m.
Kemudahan dan kecermatan membaca.
n.
Kecepatan membaca.
Di samping indikator-indikator
yang tertuang dalam kurikulum yang memang perlu dijadikan sebagai acuan
utamanya. Indikator yang berkaitan dengan keterampilan membaca adalah:
1.
Melafalkan atau membaca bahan
qiro’ah dengan intonasi yang baik dan benar.
2.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
atau latihan tentang kandungan bahan qiro’ah dengan baik dan benar.[6]
Ø Keterampilan menulis
(kitabah)
Keterampilan
menulis (kitabah) merupakan keterampilan bahasa yang
sifatnya yang menghasilkan atau memberikan
informasi kepada orang lain (pembaca) di
dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan perubahan
wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud
tulisan.
Tujuan
pengajaran kitabah ialah agar peserta didik mampu menulis huruf arab, mengetahui
tanda baca dengan cepat, mampu mengungkapkan pemikiran dengan logis dan runtut
melalui tulisan dengan memperhatikan atauran dengan kaidah-kaidah bahasa, tanda
baca dan diksi kata (mufrodat) secara tepat.[7]
Adapun indikator kemampuan menulis
antara lain:
a.
Menggunakan mufrodat dengan tepat
dalam kalimat.
b.
Menyusun kalimat.
c.
Menyusun paragraf sederhana.
d.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
secara tertulis dengan baik dan benar.
e.
Menyusun kalimat-kalimat
sederhana dalam kegiatan insya’ yang mengandung pola kalimat dan kosakata
tertentu.
f.
Membuat mubtada’ dan khobar.
g.
Mengubah bentuk-bentuk fi’il.
h.
Mengubah susunan kalimat dengan
struktur jumlah fi’liyah menjadi susunan kalimat dengan struktur jumlah
ismiyah.[8]
Ø Keterampilan
berbicara (muhadatsah/kalam)
Sedangkan keterampilan
berbicara merupakan keterampilan yang sifatnya
produktif, menghasilkan atau menyampaikan informasi
kepada orang lain (penyimak) di dalam
bentuk bunyi bahasa tuturan.
Adapun indikator-indikator yang
berhubungan dengan keterampilan berbicara antara lain:
d.
Mengucapkan mufrodat dengan lafal
yang baik dan benar.
e.
Mengucapkan materi hiwar dengan
lafal dan intonasi yang baik dan benar.
f.
Mendemonstrasikan materi hiwar
secara berpasangan.
g.
Melakukan tanya jawab dengan
mufrodat dan pola kalimat yang telah diajarkan.
h.
Melakukan tanya jawab tentang
bahan bacaan.[9]
Contoh
pembuatan indikator istima’, qiro’ah, kitabah, dan kalam:
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Kemapuan memahami paparan
atau diaolog tentang remaja
|
Menyimak
1. Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang
remaja
|
1.1. Mengidentifikasi
bunyi, ujaran, (kata, frasa atau kalimat) dalam suatu konteks dengan tepat
1.2. Menangkap makna
dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan secara tepat
|
Membaca
2. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang
remaja
|
2.1. Melafalkan dan
membaca nyaring kata, kalimat, dan wacana tulis dengan benar
2.2.
Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat
2.3. Menemukan makna
dan gagasan atau ide wacana tulis secara tepat
|
|
Menulis
3. Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau
dialog tentang remaja
|
3.1. Menulis kata,
frasa, dan kalimat dengan huruf, ejaan, dan tanda baca yang tepat
3.2. Mengungkapkan
gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan kata, frasa, dan
struktur yang benar
|
|
Berbicara
4. Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau
dialog tentang remaja
|
4.1. Menyampaikan
gagasan atau pendapat secara lisan tentang remaja dengan lafal yang tepat
4.2. Melakukan
dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar
|
III.
Penutup
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Indikator merupakan suatu hal
yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam satuan pendidikan. Indikator berguna untuk semua pembelajaran,
tidak terkecuali dalam pembelajaran bahasa yang di dalamnya terdapat beberapa
keterampilan atau kemahiran yang meliputi istima’, qiro’ah, kitabah, dan kalam
atau muhadatsah. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan
(sekolah), potensi daerah, dan peserta didik. Indikator
dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang dapat diukur dan diobservasi
sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Demikian
makalah yang dapat penulis paparkan, semoga dapat berguna sebagaimana mestinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Depdiknas. Panduan Pengembangan Indikator. 2008. Jakarta
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. 2010. Jakarta: Rineka Cipta
Matsna,
Moh, Erta Mahyudin. Pengembangan Evaluasi dan Tes Bahasa Arab. 2012. Tangerang:
Alkitabah
Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sujai. Inovasi Pembelajaran
Bahasa Arab. 2008. Semarang: Walisongo Press
Suryosubroto. Tata Laksana Kurikulum. 1998. Jakarta:
Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar